My Camp

My Camp

Selasa, 08 April 2014

ASKEB KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Tujuan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk di Kabupaten Situbondo.
Untuk memcapai tujuan tersebut maka di desa-desa oleh masyarakat telah dikembangkan pelayanan kesehatan di Posyandu meliputi KIA, KB, Imunisasi, perbaikan gizi, dan penanggulangan diare. Dengan adanya perkembangan posyandu yang berkembang cepat maka cakupan pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak balita meningkat dengan cepat pula. Keadaan ini telah menyumbang penurunan angka kematian bayi dan anak balita dengan cukup bermakna. Namun karena keterbatasan di Posyandu, maka pelanan kesehatan bagi ibu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, sebagai bagian dari pelayanan KIA, perlu di upayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu. Salah satu upaya tersebut adalah pelayanan melalui pondok bersalin. (DEPKES RI : 1995)
Menurut UU RI No.IV / Th. 1997 tentang kesejahteraan anak menyatakan bahwa anak adalah seorang yang belum mencapai usia 2 thun dan belum pernah menikah dan anak merupakan potensi dan penerus bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakan oleh generasi sebelumnya. Begitu besarnya arti anak dalam kehidupan maka pada tahun 1923 di Geneva, Liga Bangsa-bangsa telah merumuskan Deklarasi hak-hak anak dan kemudian pada 20 November 1989, PBB menyetujui hak-hak anak yang berbunyi antara lain : hal untuk dicintai dan dilindungi, hak untuk mendapatkan kesempatan bermain, dan lain sebagainya.
Sedangkan pada kenyataannya hak-hak anak tersebut belum dapat dinikmati oleh setiap anak yang terlahir di bumi ini, terutama di negara yang sedang berkembang termasuk indonesia yang sebagian besar anak perempuan hidup di daerah pedesaan yang hampir sebagian besar telah mampu menikmati haknya sebagai seorang anak.
Penyebab masalah tersebut adalah perbedaan gender yang dibuat oleh pengaruh budaya kita sendiri, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat kita kurang. Akibatnya anak-anak menjadi korban terbesarnya antara lain: 1. Dikawinkan pada usia yang muda yaitu usia menarche (<18 thn), 2. Pada masyarakat tradisional wanita mempunyai status gizi yang lebih rendah daripada laki-laki sehingga terjadi KEP, pada wanita lebih tinggi dengan akibat.

1.2         Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.        Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulis meumuskan masalah yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn. “A“dengan An. “F” umur 23 Bulan dengan Gizi Kurang di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo
2.      Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas, maka penulis membatasi lingkup pembahasan tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. ’A” di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo

1.3         Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses Asuhan Kebidanan di Komunitas secara nyata mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada bayi ”F” dengan Status Gizi Kurang sesuai dengan Asuhan Kebidanan menurut Helen Varney
2.      Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi ”F” dengan Gizi Kurang di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo diharapkan mahasiswa mampu :
a.         Melakukan pengkajian data
b.         Menentukan diagnosa/masalah
c.         Mangidentifikasi masalah potensial
d.        Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.         Melaksanakan suatu tindakan secara intervensi
f.          Melakukan suatu tindakan secara implementasi
g.         Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
1.4         Manfaat Penulisan
1.    Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.
2.    Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi.
3.    Bagi Keluarga
Agar mereka mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga sehingga mudah berkerja sama untuk mengatasi masalah yang ada dalam keluarga.
4.    Bagi lahan praktek
Sebagai bahan perbandingan dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan bayi dengan status Gizi Kurang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    KONSEP TEORI KELUARGA
2.1.1        Pengertian
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan–ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk.(Dep.Kes.RI. 2001)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Dep.kes.RI.2003)
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka hidup dalam suati rumah tangga dan berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta memperhatikan suatu kebudayaan.(Salvician G.Bailon dan Maglaya)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam suatu rumah tangga
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
8. Menciptakan dan mempertahankan

2.1.2    Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah  yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.

2.1.3    Ciri-Ciri Struktur Keluarga (Aderson Carter)
1) Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

2) Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada Perbedaan Dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2.1.4    Tips / Bentuk Keluarga
a.       Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.      Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c.       Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan inti.
d.      Keluarga Dada / Janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e.       Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f.       Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
2.1.5    Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a.     Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah
b.    Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
c.     Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2.1.6    Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.       Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.


c.       Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.7    Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga :
a.       Fungsi Biologis
1.        Untuk meneruskan keturunan
2.        Memelihara dan membenarkan anak
3.        Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.        Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi Psikologis
1.        Memberi kasih sayang dan rasa aman
2.        Memberi perhatian diantara anggota keluarga
3.        Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4.        Memberi identitas keluarga
c.       Fungsi Sosial
1.        Membina sosialisasi pada anak
2.        Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3.        Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d.      Fungsi Ekonomi
1.        Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2.        Pengaturan pengguna penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3.        Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya                                                   
e.       Fungsi Pendidikan
1.        Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2.        Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
3.        Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.1.8    Ahli Lain Membagi Fungsi Keluarga Sebagai Berikut :
1.        Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2.        Fungsi Sosilisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat.
3.        Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman
4.        Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5.        Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan yang lain setelah kehidupan ini.
6.        Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasialn tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.        Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatuf ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi,tetapi yang penting bagaiman menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton tv bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing anggota keluarga
8.        Fungsi Biologis
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, yaitu :
a.         Asih, adalah memberikan kasih sayang, pehatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.        Asuh, adalah menuju kebutuan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak 
c.         Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2.1.9        Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap  kehidupan keluarga menurut duvail adalah sebagai berikut :
a.         Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai  dari pernikahan yang dilanjutkan dalam pembentukan rumah tangga.
b.        Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.         Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga dapat mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupan sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya sangat lemah.
d.        Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial  budaya.
e.         Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluaga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.         Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas buku dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itusuri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g.         Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya. Maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.        Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.          Tahap masa tua, tahap ini masuk ketahap lanjut usia, kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.1.10 Tugas-tugas keluarga
Pada dasarnya tugas-tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
a.       Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b.      Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
c.       Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukannya masing-masing.
d.      Sosialisasi antar anggota keluarga.
e.       Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.       Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g.       Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h.      Membangkitkan semangat anggota keluarga.

2.1.11  Ciri-Ciri Kekeluargaan
a.             Diikat dalam suatu tali perkawinan
b.            Ada hubungan darah
c.             Ada ikatan batin
d.            Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e.             Ada pengambil keputusan
f.             Kerjasama diantara anggota keluarga
g.             Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h.            Tinggal dalam suatu rumah

2.1.12  Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a.             Suami sebagai pengambilan keputusan
b.             Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c.             Berbentuk monogram
d.             Bertanggung jawab
e.             Pengambilan keputusan


2.2           KONSEP TEORI GIZI KURANG
2.2.1        Pengertian
Kekurangan gizi adalah suatu kondisi yang terjadi ketika ada kekurangan nutrisi penting tertentu dalam seseorang diet. Kekurangan gagal untuk memenuhi tuntutan tubuh yang menyebabkan efek pada pertumbuhan, kesehatan fisik, suasana hati, perilaku dan fungsi-fungsi lain dari tubuh. Kekurangan gizi umumnya mempengaruhi anak-anak dan orang tua.
Kekurangan gizi juga memerlukan kondisi di mana makanan tidak berisi keseimbangan yang tepat nutrisi. Ini mungkin berarti tinggi kalori diet tapi kekurangan vitamin dan mineral. Kelompok ini kedua individu mungkin kelebihan berat badan atau obesitas tetapi masih dianggap kurang gizi. Dengan demikian menjadi kekurangan gizi tidak selalu berarti bahwa orang kekurangan berat badan atau tipis.
2.2.2        Gejala dari kekurangan gizi
Gejala yang paling umum dari kekurangan gizi adalah penurunan berat badan. Sebagai contoh, orang-orang yang kehilangan hingga 10% dari berat badan mereka dalam 3 bulan tanpa diet dianggap kurang gizi. Mungkin ada gejala seperti kelelahan, kekurangan energi, kurangnya kekuatan, breathlessness, anemia, perubahan kulit, rambut dan kuku dll pada orang dewasa dengan kekurangan gizi.
Anak-anak dengan kekurangan gizi Selain itu menunjukkan lekas marah, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, kegagalan untuk tumbuh tinggi diharapkan, terhambat pertumbuhan dll.
2.2.3        Penyebab kekurangan gizi meliputi:
·               Kekurangan makanan: ini umum di kalangan golongan berpenghasilan rendah serta mereka yang tuna wisma.
·               Mereka mengalami kesulitan makan karena gigi yang menyakitkan atau lesi lain menyakitkan mulut. Mereka dengan disfagia atau kesulitan menelan adalah juga beresiko kekurangan gizi. Hal ini dapat disebabkan oleh penyumbatan di tenggorokan atau mulut atau luka di mulut.
·               Hilangnya nafsu makan. Penyebab umum kehilangan nafsu makan termasuk kanker, tumor, depresif penyakit dan lain penyakit mental, penyakit hati atau ginjal, infeksi kronis dll.
·               Orang-orang dengan pengetahuan yang terbatas tentang gizi cenderung mengikuti diet yang tidak sehat dengan tidak cukup gizi, vitamin dan mineral dan beresiko kekurangan gizi.
·               Orang-tua yang hidup sendirian, orang-orang cacat yang hidup sendirian atau muda mahasiswa yang tinggal pada mereka sendiri sering mengalami kesulitan untuk memasak makanan sehat yang seimbang untuk diri mereka sendiri dan mungkin beresiko kekurangan gizi.
·               Orang tua (65 tahun yang lebih), terutama mereka yang tinggal di fasilitas perawatan adalah pada risiko yang lebih tinggi gizi buruk. Orang-orang ini memiliki jangka panjang penyakit yang mempengaruhi selera dan kemampuan untuk menyerap nutrisi dari makanan dan mereka mungkin juga mengalami kesulitan menyusui diri. Selain itu, mungkin ada seiring penyakit mental seperti depresi yang mempengaruhi nafsu makan dan makanan asupan.
·               Mereka yang penyalahgunaan obat atau pecandu alkohol kronis.
·               Orang-orang dengan gangguan makan seperti anorexia nervosa mengalami kesulitan mempertahankan gizi yang memadai.
·               Orang-orang dengan penyakit pencernaan seperti ulcerative colitis atau penyakit Crohn atau malabsorption sindrom mengalami kesulitan dalam asimilasi nutrisi dari makanan dan mungkin menderita kekurangan gizi.
·               Orang-orang dengan diare atau gigih mual atau muntah.
·               Beberapa obat cenderung mengubah kemampuan tubuh untuk menyerap dan mengurai nutrisi dan mengambil ini dapat mengakibatkan kekurangan gizi.
·               Permintaan energi dari makanan melebihi jumlah makanan yang diambil. Ini termasuk orang-orang yang telah menderita cedera serius, membakar atau setelah prosedur bedah utama. Ini juga termasuk wanita hamil dan anak-anak pertumbuhan dan kebutuhan untuk bayi belum lahir yang menyebabkan peningkatan permintaan untuk nutrisi dan kalori yang mungkin kurang dalam diet biasa.
·               Di antara anak-anak kurangnya pengetahuan tentang makan yang memadai di antara orang tua adalah yang menyebabkan kekurangan gizi di seluruh dunia.
·               Bayi prematur yang pada risiko yang lebih tinggi gizi buruk seperti bayi pada saat penyapihan.
·               Masa kanak-kanak kanker hati cacat dari kelahiran (penyakit jantung bawaan), cystic fibrosis dan penyakit jangka panjang besar lainnya pada anak-anak yang menyebabkan kekurangan gizi.
·               Diabaikan anak-anak, anak-anak yatim dan orang-orang yang tinggal di rumah perawatan berada pada risiko kekurangan gizi.

2.2.4        Diagnosis kekurangan gizi
Diagnosis kekurangan gizi dilakukan secara klinis dengan memeriksa pasien. Selain BMI atau body mass index (berat dalam kg lebih tinggi dalam meter persegi-berat/tinggi (dalam m)2) dan pertengahan lengan lingkar.
Orang-orang dengan BMI kurang dari 18,5 perlu melihat mereka penyedia perawatan kesehatan untuk penilaian kekurangan gizi. Anak-anak dengan pertumbuhan atau stunting perlu dinilai juga tanda-tanda kekurangan gizi. Tes diagnostik lainnya termasuk tes darah rutin untuk deteksi anemia, infeksi kronis dll.
2.2.5        Perlakuan terhadap kekurangan gizi
Bagi mereka yang dapat makan normal, perlakuan terhadap kekurangan gizi memerlukan menyediakan rencana diet dengan konten ekstra gizi. Rencana diet perlu dibuat seimbang sehingga memungkinkan untuk berat badan bersama dengan penyediaan vitamin dan mineral.
Bagi mereka yang tidak bisa makan biasanya tabung dapat digunakan untuk memberikan nutrisi langsung ke sistem pencernaan atau nutrisi tersedia sebagai persiapan disuntikkan bisa diresapi langsung ke salah satu pembuluh darah.


ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. “A” DENGAN AN. “F” UMUR 23 BULAN DENGAN GIZI KURANG DI DUSUN KRAJAN I
 DESA MOJOSARI
 KEC. ASEMBAGU
KAB. SITUBONDO

I.          PENGKAJIAN DATA
Tanggal       : 05 Juni 2013                                      Jam : 14.00 WIB
Oleh            : Nur Afni Indria Hs.
A.  Pengkajian Data Umum
Nama KK           : Tn "A"
Umur                  : 50 Tahun
Agama                : Islam
Pekerjaan            : Buruh Tani
Pendidikan         : SD
Suku/ Bangsa     : Madura
Alamat               : Desa Mojosari

1. Daftar Anggota Keluarga
Nama
Umur
L/P
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Hub dg KK
Alamat
Tn“A
50 Th
L
Madura
Islam
SMA
Buruh Tani
Suami/Ayah
Mojosari
Ny"S"
40 Th
P
Madura
Islam
SMA
IRT
Istri
Mojosari
An"M"
17 Th
P
Madura
Islam
SMA
Pelajar
Anak
Mojosari
An “I”
13 th
L
Madura
Islam
SMP
Pelajar
Anak
Mojosari
An. “F”
23 Bln
P
Madura
Islam
-
-
Anak
Mojosari


2. Denah Rumah                                                            U
IV
 
2
 
2
 
1
 
3
 
II
 
2
 
                                                                                 
3
 
                                                                                  T                                                  B
                                                                                               
                                                                                                S


Keterangan    :
I         : Teras
II        : Kamar + Ruang tamu
III                  : Kamar
IV                  : Dapur                                    
1           : Ruang tamu
2           : Kasur
3           : Lemari
3. Genogram
Description: genogram_5.jpg                                   Keterangan      :                       : Garis keturunan
Description: genogram_4.jpg                                                                                    : Garis pernikahan
                                                                                    : Laki-laki
                                                                                    : Perempuan
                                                                                    : Cerai
4.     Tipe Keluarga
Keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan 3 anak.

5.   Status Gizi Keluarga
No.
Nama
Pola Nutrisi
1.
Tn “A”
Makan : ±  2-3 x sehari dengan nasi, lauk-pauk, sayur  ,Minum : ± 7-8 gelas/hari air putih
2.
Ny. “S”
± 2 x sehari dengan nasi,  lauk-pauk, sayur, Minum : ± 7-8 gelas/hari air putih
3.
An. “M”
± 2 x sehari dengan nasi,  lauk-pauk, sayur, Minum : ± 7-8 gelas/hari air putih
4.
An. “I”
± 2-3 x sehari dengan nasi,  lauk-pauk, sayur, Minum : ± 7-8 gelas/hari air putih
5.
Bayi “F”
Makan : MP-ASI , Minum : ASI

6.   Keadaan Rumah
Luas Rumah        : 5 x 8 m
Letak                   : Letak rumah berdekatan dengan kandang
Dinding               : kayu
Atap                     : seng
Lantai                  : Tanah
Penerangan          : Cukup, cahaya matahari bisa masuk
Jalan Angin          : Pintu
Jendela                 : Tidak ada
Kebersihan           : kurang
Jumlah Kamar      : 1
7. Air Minum
Asal            : Sumber air langsung dari sumur
Nilai Air      : Air yang digunakan kurang bersih
Konsumsi    :Air yang digunakan untuk minum, memasak
8. Pembuangan Sampah
Ibu mengatakan membuang sampah di sungai
9. Jamban Dan Kamar Mandi
Jamban            : Tidak punya, keluarga BAB disungai
Kamar Mandi  : tidak ada
10.  Pekarangan Dan Selokan
Pengaturan     : kurang
Kebersihan     : Halaman kurang
Air Limbah    : Pembuangan limbah dialirkan ke sungai
11.  Hewan Ternak
 Tn”A” mempunyai ternak ayam
12.  Keadaan Sosial, Ekonomi Keluarga
a.       Di keluarga ini yang mencari nafkah adalah Tn”A” yang bekerja sebagai Buruh Tani
b.      Alat hiburan di keluarga Tn “A” adalah Anak
13.  Keadaan Social, Budaya Dan Spiritual
a.       Tn “A” dan keluarga menganut agama Islam
b.      Hubungan dengan istri, anak dan keluarga baik
14.  Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Ibu mengatakan jika sakit ibu pergi ke tenaga kesehatan (Bidan atau ke poskesdes)
15.  Harapan Keluarga
Ibu mengatakan berharap keluarga tetap dalam keadaan sehat dan rukun
16.  Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sekarang keluarga tidak sedang menderita penyakit menahun seperti asma & jantung, penyakit menular seperti HIV/ AIDS, penyakit menurun seperti kencing manis (DM) & darah tinggi (hipertensi)
b.      Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan bayinya pernah menderita batuk, pilek saja
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak sedang menderita penyakit menahun seperti asma & jantung, penyakit menular seperti HIV/ AIDS, penyakit menurun seperti kencing manis (DM) & darah tinggi (hipertensi)
17.  Pola Aktivitas
a.    Tn “A” bekerja sebagai Buruh Tani
b.    Bila ada waktu luang biasanya dimanfaatkan untuk Istirahat
18.  Pola Asuh
Keluarga mengatakan nenek yang sering mengasuh Bayi “F”
19.  Pola Personal Hygiene
a)      Mandi     : 2x sehari menggunakan sikat gigi dan sabun, terkadang   tidak sama sekali
b)      Keramas : 1x sehari terkadang tidak sama sekali
20.  Pola Nutrisi Keluarga
Makan    : bayi MP-ASI ± 2-3x / hari
Minum    :, anaknya yang bayi minum ASI
21.  Analisa Data
Dx       : An”F” umur 23 Bulan dengan status gizi Kurang
Ds.       : Ibu mengatakan BB By. “F” turun dan tidak mau makan sejak
              lahir.

DO      : KU                : Baik
                          Kesadaran     : Compos Mentis
                          TD                 : -                                 S          : 36.50 C
                          N                   : 110 x/menit               RR       : 56 x/menit
Masalah           : Bayi tidak mau makan dan rewel
Kebutuhan      : - Konseling tentang Gizi
                                    - Berikan dukungan emosional
B.  Pengkajian Khusus
1. Pengkajian
A. Data Subjektif
1.    Biodata
Nama                 : AnF
Umur                  : 23 bulan
Agama               : Islam
Suku/ Bangsa     : Madura/ Indonesia
Alamat               : Krajan- Mojosari

2.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi “F” berusia 23 bulan dan  tidak mau makan sejak lahir
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini BB anaknya menurun dan tidak sedang sakit


4.    Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan sejak anaknya berusia 22 bulan BB nya semakin menurun
5.    Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya ketika msih bayi tidak ada yang mengalami penurunan BB yang terus menerus seperti anaknya ini.
6.    Riwayat Neonatal
Bayi lahir dengan spontan tanggal 17 Agustus 2011 pukul 03.00 WIB ditolong oleh Dukun, UK 40 minggu, jenis kelamin perempuan, Saat lahir Bayi “F” tidak  langsung menangis. Bayi “F” tidak mendapatkan Vit. A, Bayi “F” mengalami penurunan BB sejak berumur 22 bulan.
7.    Riwayat Imunisasi
No.
Jenis Imunisasi
Tanggal Pemberian
1.
HB 0, Polio 0
21-08-2011
2.
BCG, Polio 1
19-09-2011
3.
DPT/ HB 1/, Polio 2
12-11-2011
4.
DPT/ HB 2/, Polio 3
12-12-2011(p3) / 10-01-2012 (p2)
5.
DPT/ HB 3/, Polio 4
10-01-2012
6.
Campak
11-06-2012



8.  Riwayat Perkembangan
No.
Tahap Perkembangan
Umur
1.
Duduk
7 bulan
2.
MP-ASI
8 bulan
3.
Berdiri
17 bulan
4.
Berjalan
19 bulan
5.
Memanggil “Ma ... Pa ...”
12 bulan
6.
Mencoret-coret
23 bulan
7.
Menyebut bagian tubuh
23 bulan
8.
Mengajak bermain
23 bulan
9.
Memegang pensil
23 bulan
10.
Menyebut 3-6 kata
23 bulan
11.
Memegang cangkir sendiri
23 bulan
12.
Makan minum sendiri
23 bulan

B.  Data Obyektif
1.    Pemeriksaan Umum
Keadaan umum  : Baik
Kesadaran          : Compos mentis
TB                      : 72 cm
BB                     :  5,3 kg
BBL                   : 2000 gr
LiLa                   : 7 cm
2.   TTV,       N         : 110 x/m
RR       :  56 x/m
S          : 36.50 C
3.    Pemeriksaan Fisik
·  Inspeksi
Kepala             : Rambut hitam, tidak berketombe, tidak ada lesi,    
                          bersih
Muka               : Simetris, tidak pucat, tidak oedem
Mata                 : Simetris,  sklera tidak ikterus,  konjungtiva tidak
  anemis
Hidung            : Tidak ada polip, tidak ada sekret
Telinga            : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen
Mulut              : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
                           stomatitis
Leher               : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan
                          limfe, tidak terlihat bendungan vena jugularis
Dada               : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
                          lesi
Abdomen                    : Tidak ada bekas operasi, tidak ada lesi
Vulva              : Labia mayor menutupi labia minor
Anus                : Berlubang
Ekstremitas     : Tidak ada gangguan pergerakan, tidak oedeme
                                    bawah, tidak ada gangguan pergerakan ,tidak ada varises, tidak oedeme
·  Palpasi
Kepala       : Tidak ada pembesaran atau benjolan
Leher          : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan
                     vena jugularis
·  Auskultasi
Dada         : Tidak terdengar suara ronchi dan wheezing
Abdomen : Bising usus normal
·  Perkusi
Refleks patella             : ka/ki +/+
  II.               ANALISA DATA DAN PERUMUSAN MASALAH
Dx       : Pada keluarga Tn “M” dengan Bayi “F” dengan status Gizi
  Kurang
Ds        : Ibu mengatakan bayi “F” tidak mau makan sejak Lahir dan bayi
   “F” rewel
Do       : Keadaan umum         : baik
 Kesadaran                  : compos mentis
 TB                              : 72 cm
 BB                              : 5,3  kg
 TTV    :           N         : 110 x/m
 RR      : 56 x/m
 S         : 36,5 C

   III.          IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Dx  potensial : Kwasiokor
Masalah potensial : Stress
   IV.          IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan ahli gizi
      V.          INTERVENSI
1.      Lakukan  pendekatan dengan keluarga
R/ Dengan pendekatan dengan klien hubungan kerjasama dan kepercayaan akan tercipta.
2.      Lakukan pemeriksaan umum
R/ deteksi dini adanya komplikasi
3.      Lakukan pemeriksaan fisik
R/ deteksi dini adanya komplikasi.
4.      Berikan KIE tentang pentingnya status Gizi bagi bayi
R/ mengetahui manfaat Gizi bagi kesehatan
5.      Anjurkan ibu untuk menjaga kesehatan bayi
R/ rentan terhadap penyakit
6.      Berikan susu dan makanan yang bergizi dan seimbang bagi bayi
R/ mencukupi gizi bayi
7.      KIE Tumbuh kembang pada keluarga
R/ mengetahui tumbuh kembang bayi
Mineral mix, parenteral, Zinc, Fe
8.        Berikan dukungan emosional pada ibu
R/ Memahami kondisi bayi
9.        Observasi BB setiap 1x sehari
R/ Memantau Kenaikan BB
10.    Ajarkan ibu cara pembuatan MPASI yang bervariasi
R/ Memudahkan pemberian makanan pada bayi dan tidak bosan

   VI.           IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
Pelaksanaan Kegiatan
Paraf
07-Juni-2013
20.00 WIB
·   Melakukan pendekatan pada keluarga dengan memperkenalkan bahwa kita petugas kesehatan dengan cara salam dan sapa pada keluarga dan
Melakukan anamnesa
·   Melakukan pemeriksaan umum
KU            : baik
Kesadaran : composmentis
TB            : 72 cm
BB           : 5,3 kg
N             : 110 x/m
RR          : 56 x/m
S             : 36,5 C
·   Memberikan KIE tentang pentingnya Status Gizi bagi bayi
·   Menganjurkan ibu untuk memberikan susu dan makanan yang bergizi dan seimbang.
·   Memberikan dukungan emosional pada ibu
·   Mengobservasi BB setiap 1x sehari
BB : 5,3 Kg
·   Mengajarkan ibu cara pembuatan MPASI yang bervariasi






VII.          EVALUASI
Tgl : 08 April 2013                                                 Jam : 15 .00 WIB
S    : Ibu mengatakan BB anaknya masih belum naik  tetapi Bayi “F” sudah
   mau makan sedikit demi sedikit dan sudah tidak rewel
O   : keadaan umum   : baik
        Kesadaran     : Compos Mentis
        TB                 : 72 cm
        BB                 : 5,3 Kg
        LILA             : - cm
        TTV               :
TD    : - mmHg
N       : 110 x/menit
RR     : 56 x/menit
S        : 36,5 C
A   : Masalah Sudah teratasi sebagian
P    :   - Lanjutkan untuk melakukan pemeriksaan ulang secara rutin.
          - Anjurkan ibu untuk memberikan Formula 75
          - Lanjutkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
-   Konseling Gizi
-   Observasi Kenaikan BB 1 x sehari


 BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan keluarga pada Bayi.”F” dengan Gizi Kurang di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo yang dilaksanakan pada tanggal 05 Juni 2013  ini, dapat di simpulkan bahwa penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi, status ekonomi, konsumsi makanan yang kurang.
Untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang balita harus rajin mengikuti kegiatan posyandu. Karena dengan mengikuti posyandu tumbuh kembang anak dapat dipantau melewati KMS (Kartu Menuju Sehat). Sehingga apabila ada penyimpangan dapat diatasi dengan segera dan tidak menimbulkan hal-hal yang buruk.

4.2    Saran
1.         Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi dengan Gizi Kurang diperlukan keterampilan dan kedisplinan yang baik.
2.         Bagi petugas kesehatan perlunya peningkatan kerjasama yang baik antara keluarga bayi, dan tenaga medis dalam proses pemberian asuhan pelayanan kebidanan.
3.         Dalam melakukan proses kebidanan perlu diperhatikan etika dan sopan santun dalam menghadapi keluarga bayi agar sepenuhnya mempercayai petugas kesehatan.
ng ter!�ki@" � yang sebagian besar anak perempuan hidup di daerah pedesaan yang hampir sebagian besar telah mampu menikmati haknya sebagai seorang anak.
Penyebab masalah tersebut adalah perbedaan gender yang dibuat oleh pengaruh budaya kita sendiri, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat kita kurang. Akibatnya anak-anak menjadi korban terbesarnya antara lain: 1. Dikawinkan pada usia yang muda yaitu usia menarche (<18 thn), 2. Pada masyarakat tradisional wanita mempunyai status gizi yang lebih rendah daripada laki-laki sehingga terjadi KEP, pada wanita lebih tinggi dengan akibat.

1.2         Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.        Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulis meumuskan masalah yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn. “A“dengan An. “F” umur 23 Bulan dengan Gizi Kurang di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo
2.      Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas, maka penulis membatasi lingkup pembahasan tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. ’A” di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo

1.3         Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses Asuhan Kebidanan di Komunitas secara nyata mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada bayi ”F” dengan Status Gizi Kurang sesuai dengan Asuhan Kebidanan menurut Helen Varney
2.      Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi ”F” dengan Gizi Kurang di Dusun Krajan I Desa Mojosari Kec. Asembagus Kab. Situbondo diharapkan mahasiswa mampu :
a.         Melakukan pengkajian data
b.         Menentukan diagnosa/masalah
c.         Mangidentifikasi masalah potensial
d.        Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.         Melaksanakan suatu tindakan secara intervensi
f.          Melakukan suatu tindakan secara implementasi
g.         Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
1.4         Manfaat Penulisan
1.    Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.
2.    Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi.
3.    Bagi Keluarga
Agar mereka mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga sehingga mudah berkerja sama untuk mengatasi masalah yang ada dalam keluarga.
4.    Bagi lahan praktek
Sebagai bahan perbandingan dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan bayi dengan status Gizi Kurang.





                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar